Berdirinya Tingkatan Awwaliyah di Darussalam
Madrasah Tahdiriyah
dan Awwaliyah ini
didirikan pertama kali pada
tahun 1914. Kedua
lembaga ini bersamaan dengan berdirinya
Madrasah Darussalam yang
didirikan oleh KH. Jamaluddin
beserta para ulama dan tokoh masyarakat. Pada awal berdirinya
Madrasah Darussalam tampil
dengan sistem pengajaran tradisional,
bangunan masih sederhana
yakni menempati sebuah
rumah yang berukuran
10 x 20
M yang dibeli dari
lembaga pendidikan yang
berbentuk madrasah. Kegiatan pembelajaran
di laksanakan dengan
sistem halaqah, sistem ini tidak
mengenal jenjang atau tingkatan dan kelas serta batasan umur.
Pada masa kepemimpinan KH.
Kasyful Anwar barulah sistem
berjenjang dan kelas iberlakukan dan
pada periode inilah istilah
Tahdiriyah dan Awwaliyah
(Ibtidaiyah) diperkenalkan
di Madrasah Darussalam.
Pada periode ini
KH. Kasyful Anwar membagi tingkatan kelas menjadi tiga tingkatan, yakni:
- Tingkat Tahdiriyah selama 3 tahun
- Tingkat Ibtidaiyah selama 3 tahun
- Tingkat Tsanawiyah selama 3 tahun
Namun dengan
demikian, tidak berarti
pada masa kepemimpinan KH.
Jamaluddin lembaga pendidikan
tingkat Tahdiriyah dan tingkat
Awwaliyah tidak ada
atau belum ada. Pada
masa KH. Jamaluddin
kedua lembaga ini
sudah ada keberadaannya, namun
dalam bentuk yang
sangat sederhana, tidak
menggunakan jenjang dan kelas serta berbentuk halaqah. Namun demikian
lembaga pendidikan Darussalam
ini pada awal berdirinya
dipersiapkan untuk anak-anak
untuk belajar agama Islam,
sehingga lembaga ini
pada waktu itu
dinamai “Madrasah Al-imad Fi Ta‟limil Aulad” memperkenalkan agama pada
usia anak-anak 6-12 tahun adalah setara dengan tingkatan Tahdiriyah dan
Awwaliyah.
Kemudian pada
periode kepemimpinan kedua KH.
Abdul Qadir Hasan lembaga
pendidikan tingkat Awwaliyah
ini ditambah dengan lembaga
pendidikan awwaliyah (ibtidaiyah) untuk puteri
sebagai respon untuk
memberikan kesempatan kepada
anak-anak perempuan untuk menuntut ilmu agama.
Pada periode
kepemimpinan KH. A.
Sya‟rani Arief lembaga pendidikan
awwaliyah (ibtidaiyah) ini
mengalami perubahan yang semula 4 tahun masa pendidikannya menjadi 6 tahun dengan
nama madrasah Diniyah
Ibtidaiyah 6 tahun,
hal ini sebagai respon terhadap kebijakan pemerintah (Departemen Agama) terhadap
jenjang pendidikan di
madrasah. Hal yang sama juga berlaku pada masa kepemimpinan
KH. Salim Ma‟ruf dan KH. Badaruddin.
Kemudian perubahan terjadi pada
masa kepemimpinan KH. Abd. Syukur,
karena pada periode
ini pemerintah (Departemen Agama)
memberlakukan jenjang pendidikan yang dikelola Pondok Pesantren, yaitu:
- Tingkat Tahdiriyah (Ibtidaiyah)
- Tingkat Awwaliyah
- Tingkat Wushta
- Tingkat Ulya
- Ma‟had Aly
Keadaan guru dan santri Madrasah Diniyah tingkat
Awaliyah DarussalamJumlah tenaga
pengajar (guru) yang
mengajar di madrasah diniyah
awaliyah tahun ajaran
2012/2013 berjumlah 64 orang
guru, yang terdiri
dari 41 orang
guru di madrasah awaliyah putera dan 23 orang guru di
madrasah awaliyah puteri.
Sedangkan jumlah santrinya untuk
madrasah diniyah awaliyah putera
berjumlah 1315 orang
santri dan madrasah
diniyah awaliyah puteri berjumlah
575 orang santri,
dengan demikian jumlah santri
seluruhnya yang menuntut
ilmu di lembaga awaliyah ini berjumlah 1890 orang
santri.
Awwaliyah Putera
|
Awwaliyah Puteri |
Kurikulum Madrasah Diniyah Awaliyah PP. Darussalam.
Mata pelajaran yang disajikan dan nama-nama kitab yang diajarkan di tingkat awaliyah PP. Darussalam ini dapat dilihat di postingan web ini, disini.Sumber: Buku Satu Abad Pondok Pesantren Darussalam
1 facebook:
maaf boleh bertanya lah? untuk masing masing jenjang ini:
Tingkat Tahdiriyah (Ibtidaiyah)
Tingkat Awwaliyah
Tingkat Wushta
Tingkat Ulya
Ma‟had Aly
masa belajarnya berapa tahun?
lalu jika Tahdiriyah itu sama dengan ibtidaiyyah, apakah tingkat awaliyah itu sama dengan tsanawiyah? lalu tingkat wustha & ulya itu setara dengan apa?
Trimakasih dan mohon maaf jika pertanyaannya kurang berkenan
Posting Komentar
No Spam !
Silahkan berdiskusi dengan baik dan sopan.